Rabu, 28 Agustus 2013

Prinsip Kerja Sensor Sinar X di Bandara



Ketika memasuki bandara, barang-barang yang dibawa penumpang biasanya dicek terlebih dahulu untuk melihat barang apa saja yang dibawa. Seperti yang kita ketahui, tidak mungkin pengecekkan barang tersebut dilakukan dengan membuka tas/koper yang dibawa penumpang, pengecekan barang tersebut dilakukan dengan menggunakan sensor sinar X.
Peralatan sinar X (X-Ray) merupakan peralatan detector yang digunakan untuk mendeteksi secara visual semua barang bawaan calon penumpang pesawat udara yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan dengan cepat tanpa membuka kemasan barang tersebut. Peralatan X-Ray dapat diklasifikasikan menurut fungsi dan kapasitasnya yaitu X-Ray Cabin, X-Ray Bagage, dan X-Ray Cargo.
Berikut ini adalah prinsip dasar kerja sensor sinar X:

  • Barang yang akan diperiksa masuk ke dalam terowongan (tunel) dengan sistem pemeriksaan melalui ban berjalan (konveyor belt). 
  • Barang-barang yang akan diperiksa akan dideteksi oleh sejumlah light barrier pada saat barang tersebut masuk ke dalam terowongan. 
  • Sensor mendeteksi adanya barang masuk dan sensor akan mengirim signal ke unit pengontrol guna mengaktifkan sinar X. 
  • Sinar X akan menembus barang yang berada di ban berjalan (konveyor belt) sebagai bagian dari proses pemeriksaan. 
  • Barang yang akan diperiksa akan menyerap sinar yang dipancarkan oleh pembangkit (X-ray generator). 
  • Sinar yang dipancarkan akan mengenai detektor-detektor yang ada pada dua sisi terowongan. 
  • Sinar yang berbentuk kipas akan menembus object yang berada di atas ban berjalan (konveyor belt) seoptong demi sepotong dan signal gambar yang diterima oleh detektor-detektor kemudian akan dikumpulkan bagian perbagian dan kan membetuk sebuah fixel pada layar monitor.





Mesin yang digunakan di bandara biasanya didasarkan pada sistem X-ray dual-energy. Sistem ini memiliki sumber sinar X tunggal mengirimkan sinar X, biasanya berada pada kisaran 140-160 (KVP). KVP mengacu pada jumlah penetrasi sinar X. Semakin tinggi KVP, semakin jauh X-ray menembus.

Karena bahan yang berbeda menyerap sinar X pada tingkat yang berbeda, gambar pada monitor memungkinkan operator mesin melihat item yang berbeda dalam tas penumpang. Produk yang biasanya berwarna pada layar monitor berdasarkan rentang energi yang melewati objek untuk mewakili salah satu dari tiga kategori utama, yaitu Organi, Anorganik, dan Logam. Sedangkan warna yang digunakan untuk menandakan "anorganik" dan "logam" dapat bervariasi antara produsen, semua sistem X-ray menggunakan warna oranye untuk mewakili "organik." Hal ini karena sebagian besar bahan peledak organik. Operator mesin dilatih untuk mencari item yang mencurigakan dan bukan hanya item jelas mencurigakan seperti senjata atau pisau, tetapi juga sesuatu yang bisa menjadi komponen improvised explosive device (IED). Karena tidak ada hal seperti bom tersedia secara komersial, IED adalah cara yang paling teroris dan pembajak mendapatkan kontrol. IED dapat dibuat dalam berbagai mengejutkan cara, dari bom pipa dasar canggih, bom komponen yang dikontrol secara elektronik.
 Barang-barang elektronik seperti laptop mempunyai banyak peralatan kecil dengan bahan yang berbeda-beda, sehinga terkadang sulit bagi detektor untuk mendeteksi jika ada bahan kimia berbahaya di dalam perangkat tersebut. iIulah mengapa kita kadang diminta untuk menyalakan laptop atau perangkat lainnya. Namun bagi yang profesional bisa saja menyembunyikan bahan kimia yang berbahaya didalam perangkat elektronik. Tapi untuk mengatasinya biasanya pihak keamanan bandara juga memiliki alat pendeteksi tersendiri untuk kondisi seperti itu.



5 komentar: