Selasa, 25 Maret 2014

Pemanfaatan Konduktivitas Termal Logam dalam Kehidupan Sehari-Hari



Mengapa alat masak seperti panci dan katel terbuat kebanyakan terbuat dari alumunium atau tembaga? Mengapa tidak menggunakan besi saja?
Pada dasarnya penggunaan alat masak rumah tangga jika ditinjau dalam sudut pandang fisika memanfaatkan konduktivitas termal. Konduktivitas termal merupakan ukuran kemampuan zat/bahan menghantarkan kalor. Semakin besar konduktivitas termal suatu bahan, maka semakin besar pula kemampuan bahan tersebut menghantarkan kalor. bahan yang memiliki nilai konduktivitas termal yang lebih besar akan mampu membuat masakan lebih cepat matang daripada bahan dengan konduktivitas termalnya lebih kecil.

Berikut ini adalah nilai konduktivitas termal untuk beberapa jenis bahan:
Alumunium: 205 W/mK
Perunggu: 109 W/mK
Tembaga: 385 W/mK
Besi dan Baja: 50 W/mK
Perak: 406 W/mK
Batu Bata: 0,6 W/mK
Kaca: 0,8 W/mK
Berdasarkan keterangan di atas, kita dapat mengetahui bahwa salah satu alasan utama pemilihan alat masak lebih banyak menggunakan bahan dari tembaga/alumunium adalah lebih cepat membuat masakan lebih cepat matang. Selain itu, alat masak yang terbuat dari bahan yang konduktivitas termalnya tinggi merupakan bahan yang bagus dalam hal presisi. Bahan-bahan tersebut mampu menghantar panas dengan cepat dan perubahannya hampir seketika. Namun perlu diingat bahwa bahan seperti itu (misalnya panci yang terbuat dari tembaga) memiliki harga yang relatif tinggi juga, apalagi jika dilapisi bahan-bahan tertentu agar tidak memungkinkan bercampurnya bahan makanan dengan logam tempat masak itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar