Selasa, 20 Januari 2015

Penerapan Konsep Elastisitas dalam Kehidupan Sehari-Hari



Elastisitas adalah kecenderungan bahan padat untuk kembali ke bentuk aslinya setelah terdeformasi. Benda padat akan mengalami deformasi ketika gaya diberikan padanya. Jika bahan tersebut elastis, benda tersebut akan kembali ke bentuk dan ukuran awalnya ketika gaya dihilangkan (Wikipedia).
Dalam kehidupan sehari-hari, secara sadar maupun tidak, sudah banyak digunakan penerapan konsep elastisitas. Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan konsep elastisitas dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika hendak menembak burung dengan ketapel misalnya, karet ketapel terlebih dahulu diregangkan (diberi gaya tarik). Akibat sifat elastisitasnya, panjang karet ketapelakan kembali seperti semula setelah gaya tarik dihilangkan dan menyebabkan batu yang ditarik bersama ketapel akan terlempar ke depan akibat gaya yang ditimbulkan oleh elastisitas karet.


Sebagai suspensi pada berbagai kendaraan bermotor yang berfungsi untuk meredam kejutan ketika sepeda motor yang dikendarai melewati permukaan jalan yang tidak rata. Ketika sepeda motor melewati jalan berlubang, gaya berat yang bekerja pada pengendara (dan gaya berat motor) akan menekan pegas sehingga pegas mengalami mampatan. Akibat sifat elastisitas yang dimilikinya, pegas meregang kembali setelah termapatkan. Perubahan panjang pegas ini menyebabkan pengendara merasakan ayunan. Dalam kondisi ini, pengendara merasa sangat nyaman ketika sedang mengendarai sepeda motor. Pegas yang digunakan pada sepeda motor atau kendaraan lainnya telah dirancang untuk mampu menahan gaya berat sampai batas tertentu. Jika gaya berat yang menekan pegas melewati batas elastisitasnya, maka lama kelamaan sifat elastisitas pegas akan hilang. Perancang sepeda motor telah memperhitungkan beban maksimum yang dapat diatasi oleh pegas (biasanya dua orang). Pegas bukan hanya digunakan pada sistem suspensi sepeda motor tetapi juga pada kendaraan lainnya, seperti mobil, kereta api, dan lain-lain.

Dipasang pada bangunan atau gedung yang rentan goncangan gempa. Gempa bumi menghasilkan gaya tekan yang luar biasa pada bangunan-bangunan sehingga bangunan tersebut runtuh. Untuk mengurangi gaya tekan yang diakibatkan gempa, dirancang suatu alat yang disebut velocity dependent device (alat yang bergantung pada kecepatan) dan displacement dependent device (alat yang bergantung pada perpindahan) yang memanfaatkan prinsip pegas. Pada saat gempa terjadi, alat ini mampu mendisipasi energi seismik yang merambat melalui permukaan bumi, sehingga memperkecil kerusakan yang terjadi.

Kasur pegas. Saat kita duduk atau tidur di atas kasur pegas, gaya berat menekan kasur. Karena mendapat tekanan maka pegas kasur termampatkan. Akibat sifat elastisitasnya, kasur pegas meregang kembali. Pegas akan meregang dan termampat, demikian seterusnya.

Pada mobil terdapat juga pegas pada setir kemudi. Untuk menghindari benturan antara pengemudi dengan gagang setir, maka pada kolom setir diberi pegas. Berdasarkan Hukum I Newton, ketika tabrakan terjadi, pengemudi dan penumpang cenderung untuk terus bergerak lurus. Nah ketika pengemudi bergerak maju, kolom setir tertekan sehingga pegas memendek dan bergeser miring. Dengan demikian, benturan antara dada pengemudi dan setir dapat dihindari.

1 komentar: