Jumat, 01 April 2016

Pesan Imam Syafi’i tentang Pentingnya “Minggat”

Imam asy-Syafi’i adalah seorang ulama besar yang terkenal dengan kecerdasan dan kata-kata mutiara yang penuh hikmah. Beliau mampu menyusun kata-kata mutiara yang mendalam dalam bait-bait syair. Syair-syair beliau dibukukan dan dinamai Diwan asy-Syafi’i.
Diantara syair beliau yang sangat baik direnungkan maknanya adalah nasihat beliau agar “merantau” atau “minggat”, meninggalkan zona nyaman menuju wilayah baru, suasana baru, pengalaman baru, dan berkenalan dengan orang-orang baru. Nasihat tersebut disusun dalam bait, yang terjemahannya kurang lebih seperti yang dituliskan di bawah ini:

#-Merantaulah…
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan hidup asing  di negeri orang.

#Merantaulah…
Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan). Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.

#Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan...
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.

#Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa...
Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akam kena sasaran.

#Jika matahari di orbitnya tak bergerak dan terus berdiam...
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.

#Bijih emas tak ada bedanya dengan tanah biasa di tempatnya (sebelum ditambang).
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.

#Jika gaharu itu keluar dari hutan, ia menjadi parfum yang tinggi nilainya.
Jika bijih memisahkan diri (dari tanah), barulah ia dihargai sebagai emas murni.

Dengan kapasitas ilmu yang dimiliki masing-masing pembaca, silahkan maknai sendiri pesan dari Imam Syafi’i ini. Silahkan tinjau pesan beliau dalam arti luas. Semoga republik ini menjadi negeri yang lebih baik lagi ke depannya. Anak muda adalah cerminan masa depan bangsa ini. Jadi, mari “MINGGAT”, Anak Muda!.

SUMBER: Diwan al-Imam asy-Syafi’i, dikutip dari  www.KisahMuslim.com


2 komentar: