MAHASISWA, adalah sosok yang
terpandang intelek di mata masyarakat. Kaum terpelajar dari berbagai golongan
ini memang memiliki kredibilitas yang tinggi sebagai generasi penerus bangsa
atau biasa dengan sapaan “Agent of Change”. Melalui kemampuan yang dimilikinya
memang seorang mahasiswa diharapkan untuk mengubah arah masa depan bangsa ini
ke arah yang lebih baik. Dengan pemikirannya yang kritis, mahasiswa memang
memiliki kemampuan analisis yang tinggi. Terbukti dengan gantungan harapan yang
ada di pundaknya, banyak kalangan yang menggunakan jasanya baik itu dalam
pendidikan (semisal jadi guru), di bidang masyarakat (pemberi pengabdian tanpa
tanda jasa), maupun dalam hal teknologi dan sains (lewat penelitian inovatif
yang dikembangkan.
Fase mahasiswa
menjadi fase yang sangat vital karena dianggap sebagai fase kritis. Maksud fase
kritis disini, segala langkah yang akan menentukan kemajuan bangsa ini ada dan
berkembang di fase mahasiswa ini. Biasanya dalam fase ini mulai lahir
idealisme-idealisme agung yang terkadang arah pikirannya tidak dapat ditebak
orang-orang awam. Sebagai contoh, Andre Hirata, yang notabene merupakan orang
kampong dari Belitong, pemimpi kelas dunia yang bermimpi kuliah di Prancis dan
mengubah system perekonomian di Indonesia. Secara nalar memang sulit untuk
dipercaya, tapi dengan usahanya yang gigih, beliau berhasil membuktikan bahwa
dirinya bisa mengejar impian-impiannya.
Dlaam fase ini juga mahasiswa sering mengalami perkembangan pola piker
yang baik karena banyak cambuk yang menjadi lecutan semangat mereka untuk
mempertahankan dan meraih idealismenya. Masa depan, itulah orang banyak
harapkan dari mahasiswa-mahasiswa yang duduk di bangku perkuliahan ini.
Kurang afdol rasanya
bila kuliah tidak dibarengi dengan organisasi, karena akan banyak hal yang
didapatkannya dalam berorganisasi. Dinamika organisasi banyak mengajarkan
kepada sosok muda ini untuk terus mengembangkan pola pikirnya agar memiliki
arahan yang baik untuk merubah dirinya, menentukan masa depannya, dan masa
depan bangsa ini tentunya. Namun, itu semua dikembalikan ke pribadi mahasiswa
itu sendiri juga. Ada yang aktif di organisasi kampus atau luar kampus hanya
untuk memampangkan mukanya saja, ada yang setengah-setengah, dan ada yang full
mendedikasikan pengabdiannya untuk organisasi tersebut. “Apa yang ditanam,
itulah yang akan dipanen”, kalimat itu cocok untuk untuk emnggambarkan kinerja
seseorang dalam hidupnya, khususnya untuk mahasiswa dalam organisasinya.
Kesungguhan, keikhlasan, dan loyalitas yang tinggi terhadap organisasi secara
langsung atau tidak langsung akan terus-menerus mengembangkan kemampuan
kritisnya, analisisnya, sosialnya, edukatifnya, dan lain sebagainya. Oleh
karena itu, hal itu memang seyogyanya ditanamkan dalam setiap pribadi-pribadi
calon perubah peradaban ini.
Selain memandang
kehidupan mahasiswa dalam perkuliahan dan organisasi, mari kita tinjau
kehidupan mahasiswa sehari-harinya. Kesederhanaan adalah hal mutlak yang harus dijiwai dan diaplikasikan dalam diri mahasiswa. Ada sebuah lagu yang menyatakan tentang pola makan mahasiswa yang tidak teratur. Hari ini makan, besoknya puasa, besoknya lagi ngutang, sampai ujung-ujungnya kelaparan lagi. Ya, memang terlihat naas, tapi itulah kehidupan mahasiswa. Sederhana yang kadang-kadang penuh kekurangan. Dari kesederhanaan inilah banyak pelajaran penting yang tidak akan didapatkan di bangku kuliah atau di samudra organisasi. Kalau kata orang sunda itu sifat “merih”. Sifat “merih” ini pada akhirnya akan menuntun mahasiswa untuk menuju pemikiran yang lebih matang.
Selain itu,
hubungan vertical dengan Tuhan juga harus baik karena tanpa Tuhan tidak mungkin
cecunguk-cengunguk ini bisa berdiri ajeg di kampus. Banyak mahasiswa yang
sering melaksanakan sunnah rasul semacam puasa senin kamis, salat dhuha, shalat
tahajjud, dan lain sebagainya. Hal ini sebenarnya yang menjadi modal mahasiswa
untuk berkarya. Karena dengan kedekatan denga Tuhan, pikirannya akan
dijernihkan untuk menyerap segala macam ilmu kehidupan. Kehidupan mahasiswa pun
akan dipenuhi dengan petualangan-petualangan, apapun itu, karena sejatinya
mahasiswa akan memiliki banyak teman yang berbeda pikiran dari berbagai macam
adat yang berbeda dengan pemikiran yang berbeda pula. Canda, tawa, duka, dan
segala macam asam garam kehidupan masa muda akan dirasakan di fase ini.
Pemilihan teman bergaul yang baik adalah hal penting untuk menentukan keseruan
petualangan yang dihadapinya. Mengapa penting? Karena dari teman-temannya lah
mahasiswa akan banyak berinteraksi dan bertukar pikiran. Cekokan dosen
terkadang tidak lebih berharga daripada celotehan seorang teman. Oleh
karenanya, pintar-pintarlah memilih teman bergaul agar masih berada di jalur
yang baik sebagai seorang mahasiswa.
Apa yang menjadi
“goal” dari seorang mahasiswa? Secara umum banyak kalangan menyondongkan kesuksesan.
Kesuksesan yang seperti apa? Kesuksesan itu luas cakupannya. Melalui
pengerucutan, ada beberapa macam kesuksesan yang setidaknya menjadi harga mati
yang harus dicapai oleh mahasiswa. Yang pertama ialah membahagiakan orang tua.
Hal ini dicita-citakan setiap orang. Namun sebagai kaum terpelajar, sudah
selayaknya mahasiswa membahagiakan orang tuanya ini melalui prestasi-prestasi.
Bukan hanya prestasi akademik saja, tapi semua prestasi yang membuat asa orang
tua membuncah tinggi di angkasa. Berikutnya adalah bermanfaat di masyarakat.
Percuma merantau jauh-jauh ke daerah orang kalau akhirnya hanya menjadi sampah
masyarakat. Masyarakat sejatinya membutuhkan hasil racikan kampus berupa
mahasiswa ini untuk membantu mereka bergerak kea rah yang lebih baik, berkembang,
dan membumikan daerahnya dengan keunggulan. Cakupan yang lebih besar dari
masyarakat yaitu bangsa ini. Sudah banyak judgement bahwa bangsa ini merupakan
bangsa yang tertinggal, tertinggal sekali dari bangsa-bangsa lain. Disinilah
peranan mahasiswa sebagai “Agent of Change” itu diperlukan, membawa bangsa ini
menjadi bangsa yang bisa menancapkan bendera kemenangan di dunia. Apalah yang
akan dibanggakan, sains kah, ekonomi kah, atau apapun itu, yang jelas harus ada
keinginan untuk hal besar ini. Karena kalau bukan mahasiswa sebagai kaum muda,
siapa lagi yang akan membuat nama bangsa ini harum di mata dunia. Apapun “goal”
yang hendak dicapai, semoga bangsa ini bisa bangkit menjadi bangsa yang kuat
menghadapi kerasnya kehidupan dunia.
“Sesungguhnya
landasan perjuangan adalah tekad yang membaja, landasan pergerakan adalah jiwa
yang menggelora, dan landasan semangat adalah nurani yang menyala. Izinkanlah mengawali
persahabatan dengan satu salam kebanggaan, HIDUP MAHASISWA!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar