Elastisitas
adalah kecenderungan bahan padat untuk kembali ke bentuk aslinya setelah
terdeformasi. Benda padat akan mengalami deformasi ketika gaya diberikan
padanya. Jika bahan tersebut elastis, benda tersebut akan kembali ke bentuk dan
ukuran awalnya ketika gaya dihilangkan (Wikipedia).
Dalam kehidupan sehari-hari, secara
sadar maupun tidak, sudah banyak digunakan penerapan konsep elastisitas. Berikut
ini adalah beberapa contoh penerapan konsep elastisitas dalam kehidupan
sehari-hari.
Ketika
hendak menembak burung dengan
ketapel misalnya, karet ketapel terlebih dahulu diregangkan (diberi gaya
tarik). Akibat sifat elastisitasnya, panjang karet ketapelakan kembali seperti
semula setelah gaya tarik dihilangkan dan menyebabkan batu yang ditarik bersama
ketapel akan terlempar ke depan akibat gaya yang ditimbulkan oleh elastisitas
karet.
Sebagai
suspensi pada berbagai kendaraan bermotor yang berfungsi untuk meredam kejutan
ketika sepeda motor yang dikendarai melewati permukaan jalan yang tidak rata.
Ketika sepeda motor melewati jalan berlubang, gaya berat yang bekerja pada
pengendara (dan gaya berat motor) akan menekan pegas sehingga pegas mengalami
mampatan. Akibat sifat elastisitas yang dimilikinya, pegas meregang kembali
setelah termapatkan. Perubahan panjang pegas ini menyebabkan pengendara
merasakan ayunan. Dalam kondisi ini, pengendara merasa sangat nyaman ketika
sedang mengendarai sepeda motor. Pegas yang digunakan pada sepeda motor atau
kendaraan lainnya telah dirancang untuk mampu menahan gaya berat sampai batas
tertentu. Jika gaya berat yang menekan pegas melewati batas elastisitasnya,
maka lama kelamaan sifat elastisitas pegas akan hilang. Perancang sepeda motor
telah memperhitungkan beban maksimum yang dapat diatasi oleh pegas (biasanya
dua orang). Pegas bukan hanya digunakan pada sistem suspensi sepeda motor
tetapi juga pada kendaraan lainnya, seperti mobil, kereta api, dan lain-lain.
Dipasang
pada bangunan atau gedung yang rentan goncangan gempa. Gempa bumi menghasilkan
gaya tekan yang luar biasa pada bangunan-bangunan sehingga bangunan tersebut
runtuh. Untuk mengurangi gaya tekan yang diakibatkan gempa, dirancang suatu
alat yang disebut velocity dependent
device (alat yang bergantung pada kecepatan) dan displacement dependent device (alat yang bergantung pada
perpindahan) yang memanfaatkan prinsip pegas. Pada saat gempa terjadi, alat ini
mampu mendisipasi energi seismik yang merambat melalui permukaan bumi, sehingga
memperkecil kerusakan yang terjadi.
Kasur
pegas. Saat kita duduk atau tidur di atas kasur pegas, gaya berat menekan
kasur. Karena mendapat tekanan maka pegas kasur termampatkan. Akibat sifat
elastisitasnya, kasur pegas meregang kembali. Pegas akan meregang dan
termampat, demikian seterusnya.
Pada mobil
terdapat juga pegas pada setir kemudi. Untuk menghindari benturan antara
pengemudi dengan gagang setir, maka pada kolom setir diberi pegas. Berdasarkan Hukum I Newton, ketika tabrakan terjadi, pengemudi dan
penumpang cenderung untuk terus bergerak lurus. Nah ketika
pengemudi bergerak maju, kolom setir tertekan sehingga pegas memendek dan
bergeser miring. Dengan demikian, benturan antara dada pengemudi dan setir
dapat dihindari.
menarik sekali untuk dibaca
BalasHapuskegunaan kartu member alfamart