Aurora merupakan pancaran cahaya pada langit daerah lintang tinggi
sebagai akibat atas pembelokan partikel angin matahari oleh magnetosfer ke arah
kutub serta adanya reaksi dengan molekul-molekul atmosfer. Angin matahari
merupakan energi yang dipancarkan matahari ketika “sunspot” matahari tidak
sanggup lagi menahan tekanan dari aliran energi matahari.
Perjalanan angin matahari menuju bumi, dapat ditempuh selama selang
waktu 18 jam s.d 2 hari perjalanan antariksa. Ketika melewati Merkurius dan
Venus, angin matahari akan langsung begitu saja menerpa atmosfernya, sehingga
planet tersebut mengalami peningkatan suhu yang luar biasa akibat dari terpaan
aliran proton dan elektron yang dibawanya. Namun demikian, lain halnya ketika
angin matahari itu menghantam bumi. Bumi dilapisi oleh medan magnet terdiri
dari beberapa lapisan, dengan lapisan terbawahnya, sabuk radiasi van allen (yang
berada di sekitar khatulistuwa). Sabuk van allen melindungi bumi dari terpaan
partikel angin matahari.
Keterangan gambar: Angin matahari ditunjukkan pada garis kuning
sedang medan magnet bumi ditunjukkan pada garis biru.
Ketika angin matahari menerpa magnetosfer bumi, partikel-partikel
angin matahari dibelokkan dan tartarik menuju kutub medan magnet bumi. Semakin tinggi
energi partikel angina matahari, maka semakin dalam lapisan magnetosfer yang
berhasil ditembus olehnya. Aliran partikel yang tertarik ke kutub medan magnet
bumi akan bertumbukan dengan atom-atom yang ada di atmosfer. Energi yang
dilepaskan akibat reaksi dari proton dan elektron yang bersinggungan dengan
atom-atom di atmosfer, dapat dilihat secara visual melalui pendar cahaya yang
berwarna-warni di langit, hal inilah yang sering kita kenal dengan sebutan aurora.
Di kutub utara bumi, aurora ini disebut sebagai aurora borealis, sedangkan di
kutub selatan, disebut sebagai aurora australis.
Reaksi antara partikel angin matahari dengan atmosfer bumi
menghasilkan berbagai macam warna pada aurora. Perbedaan warna ini dipengaruhi
oleh jenis atom penyusun atmosfer yang berinteraksi dengan proton dan elektron
yang dimiliki angin matahari. Pada ketinggian di atas 300 km, partikel angin
matahari akan bertumbukan dengan atom-atom hidrogen sehingga terbentuk warna
aurora kemerah-merahan. Semakin turun, yakni pada ketinggian 140 km, partikel
angin matahari bereaksi dengan atom oksigen yang membentuk cahaya aurora berwarna
biru atau ungu. Sementara itu, pada ketinggian 100 km, proton dan elektron
bersinggungan dengan atom oksigen dan nitrogen sehingga aurora
tervisualisasikan dengan warna hijau dan merah muda.
Berikut ini adalah beberapa aurora di beberapa tempat yang terangkap kamera:
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar