Gelombang elektromagnetik adalah
gelombang yang terdiri dari medan listrik dan medan magnet yang satu sama
lainnya saling tegak lurus dalam perambatannya dan tidak memerlukan medium.
Pada abad ke-19, teori
elektromagnetik sudah berkembang dan pengembangan teori elektromagnetik ini
dilakukan oleh Oersted dan Ampere. Namun pada saat itu perkembangannya tidak
dibuat dalam konteks medan listrik dan medan magnet. Gagasan medan magnet
sendiri dikemukakan oleh Faraday dan tidak digunakan secara umum.
Medan listrik dapat menimbulkan
medan magnet (ditemukan oleh Oersted), sebaliknya perubahan medan magnet dapat
menimbulkan arus listrik (ditemukan oleh Faraday). Dari fenomena ini Maxwell
menyatakan bahwa suatu medan listrik yang berubah-ubah menginduksikan medan
magnet yang juga berubah-ubah, demikian seterusnya hingga diperoleh proses
berantai dari pembentukan medan listrik dan medan magnet yang merambat ke
segala arah.
Hipotesis yang dikemukakan oleh
Maxwell, mengacu pada tiga aturan dasar listrik-magnet, yaitu:
- Muatan listrik dapat menghasilkan medan listrik di sekitarnya (Hukum Coulomb).
- Arus listrik atau muatan listrik yang mengalir dapat menghasilkan medan magnet di sekitarnya (Hukum Biot-Savart).
- Perubahan medan magnet dapat menghasilkan medan listrik (Percobaan Faraday)
Dari tiga aturan dasar ini, Maxwell
mengemukakan hipotesisnya (1864) sebagai berikut: “Karena perubahan medan
magnet menimbulkan medan listrik, maka perubahan medan listrik pun akan dapat
menimbulkan medan magnet”.
Energi gelombang elektromagnetik
terbagi sama dalam bentuk medan listrik dan medan magnet. Medan listrik dan
medan magnet selalu tegak lurus terhadap arah permbatan gelombang. Sehingga
gelombang elektromagnetik merupakan gelombang transversal.
Selanjutnya Maxwell menemukan bahwa
cepat rambat gelombang elektromagnetik (c) dapat dinyatakan sebagai
berikut:
keterangan:
c
= cepat rambat gelombang elektromagnetik (m/s)
μ0 = permeabilitas vakum
= 4Ï€ x 10-7 Wb A-1 m-1
ε0 = permitivitas vakum =
8,85418 x 10-12 C2 N-1 m-2
Bila nilai-nilai di atas dimasukkan
ke dalam persamaan, hasilnya adalah:
c
= 3,0 x 108 m.s-1
Nilai cepat rambat gelombang
elektromagnetik (c) ini tepat sama dengan cepat rambat cahaya dalam
vakum. Oleh karena itu, Maxwell mengajukkan hipotesis bahwa cahaya adalah
suatu gelombang elektromagnetik. Hipotesis Maxwell ini diperkuat dan
dibuktikan oleh Heinrich Hertz (1857-1894) melalui eksperimennya.
Eksperimen Hertz berupa pembangkitan
gelombang elektromagnetik dari sebuah dipol listrik (dua kutub bermuatan
listrik dengan muatan yang berbeda, positif dan negatif yang berdekatan)
sebagai pemancar dan dipol listrik lain sebagai penerima. Antena pemancar dan
penerima yang ada saat ini menggunakan prinsip seperti ini.
Melalui eksperimennya ini Hertz
berhasil membangkitkan gelombang elektromagnetik dan terdeteksi oleh bagian
penerimanya. Eksperimen ini berhasil membuktikan bahwa gelombang
elektromagnetik yang awalnya hanya berupa rumusan teoritis dari Maxwell,
benar-benar ada sekaligus mengukuhkan teori Maxwell tentang gelombang
elektromagnetik.
Hertz menggunakan perangkat celah
bunga api dimana muatan digerakan bolak-balik secara singkat, membangkitkan
gelombang berfrekuensi sekitar 109 Hz. Kemudian mendeteksi gelombang
dari jarak tertentu dengan menggunakan loop kawat yang bisa membangkitkan ggl
jika terjadi perubahan medan magnet. Dari percobaan ini terbukti bahwa
gelombang ini merambat dengan laju 3,0 x 108 m.s-1 dan
menunjukkan karakteristik cahaya.
Spektrum Gelombang Elektromagnetik
Sebagai ciri suatu gelombang, gelombang
elektromagnetik juga memiliki frekuensi (f), panjang gelombang (λ),
dan kecepatan perambatan gelombang (c). Hubungan antara frekuensi (f),
panjang gelombang (λ), dan kecepatan perambatan gelombang (c)
memenuhi persamaan berikut:
c = f λ
keterangan:
c = kecepatan
perambatan gelombang = 3,0 x 108 m.s-1
f =
frekuensi (Hz)
λ = panjang
gelombang (m)
Panjang gelombang dan frekuensi
gelombang elektromagnetik mempunyai rentang yang sangat besar. Seluruh rentang
panjang gelombang dan frekuensi ini disebut spektrum gelombang elektromagnetik.
Sebagian besar spektrum gelombang elektromagnetik ini tak dapat dilihat
sehingga pengamatannya dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan alat yang
dapat mengubah gelombang elektromagnetik menjadi bentuk energi, seperti energi
listrik, energi kalor, dan energi kimia.
Telah diketahui bahwa cahaya
merupakan gelombang elektromagnetik. Namun ternyata, spektrum gelombang
elektromagnetik masih terdiri dari berbagai jenis gelombang lainnya. Jenis
gelombang ini dibedakan berdasarkan frekuensi dan panjang gelombangnya.
Gelombang dengan frekuensi teredah atau panjang gelombang terpanjang adalah
gelombang radio, sedangkan gelombang dengan frekuensi tertinggi atau panjang
gelombangnya terpendek adalah sinar gamma.
1. Gelombang Radio
Gelombang radio memiliki frekuensi
mulai dari 30 kHz ke atas dan dikelompokkan berdasarkan lebar frekuensinya.
Gelombang radio dihaasilkan oleh muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui
kawat-kawat penghantar. Muatan-muatan ini dibangkitkan oleh rangkaian
elektronika (osilator). Gelombang radio ini dipancarkan dari antena dan
diterima kembali oleh antena. Gelombang radio tidak dapat didengar secara
langsung, tetapi penerima radio akan mengubah energi gelombang menjadi energi
bunyi terlebih dahulu.
Berikut adalah pengelompokkan
tipe-tipe gelombang radio berdasarkan frekuensi dan panjang gelombangnya.
Tabel
Pengelompokkan Gelombang Radio
Frekuensi
|
Panjang Gelombang
|
Low (LF)
[30 kHz - 300 kHz]
|
Long wave [1500
m]
|
Medium (MF) [300
kHz - 3MHz]
|
Medium wave [300
m]
|
High (HF) [3
MHz - 30MHz]
|
Short wave [30
m]
|
Very high (VHF) [30
MHz - 300MHz]
|
Very short wave [3
m]
|
Ultra high (UHF) [300MHz
- 3GHz]
|
Ultra short wave [30
cm]
|
Super high (SHF) [>
3 GHz]
|
Microwaves [3
cm]
|
Modulasi Amplitudo dan Modulasi Frekuensi
Di dalam modulator pemancar radio,
terjadi penggabungan antara getaran listrik setara dengan getaran gelombang
pembawa frekuensi radio sehingga menghasilkan gelombang radio bermodulasi. Jika
yang diproses dalam modulator adalah amplitudo, maka gelombang radio yang
dihasilkan disebut gelombang AM (Amplitudo Modulation). Gelombang
AM memiliki amplitudo yang berubah-ubah sesuai dengan amplitudo getaran
listrik sedangkan frekuensinya tetap. Jika yang diproses pada modulator adalah
frekuensi, gelombang radio yang dihasilkan disebut gelombang FM (Frequency
Modulation). Gelombang FM memiliki frekuensi yang berubah-ubah sesuai
dengan frekuensi getaran listrik suara sedangkan amplitudonya tetap.
Keunggulan gelombang AM dapat
mencapai tempat yang jauh karena gelombang medium mudah dipantulkan oleh
lapisan ionosfer sedangkan keunggulan gelombang FM adalah bebas dari
interferensi listrik sehingga suara yang dihasilkan lebih merdu.
2. Sinar Inframerah
Sinar inframerah memiliki frekuensi
antara 1011 Hz sampai 1014 Hz dan panjang gelombang
antara 10-6 m sampai 10-3 m. Sinar inframerah dihasilkan
oleh elektron dalam molekul-molekul yang bergetar karena benda dipanaskan.
Jumlah sinar inframerah yang dipancarkan bergantung pada suhu dan warna
bendanya.
3. Cahaya Tampak
Cahaya tampak memliki panjang
gelombang antara 4x10-7 m sampai 7x10-7 m. Panjang
gelombang cahaya ini menentukan warna yang dihasilkannya sehingga dapat
dideteksi oleh mata manusia.
4. Sinar Ultraviolet
Sinar ultraviolet memiliki frekuensi
antara 1015 Hz sampai 1016 Hz dan panjang gelombang
antara 10-8 m sampai 10-7 m. Sinar ultraviolet dihasilkan
oleh atom dan molekul dalam nyala listrik.
5. Sinar X
Sinar X memiliki frekuensi antara 1016
Hz sampai 1020 Hz dan panjang gelombang antara 10-10 m
sampai 10-6 m. Sinar X memiliki daya tembus yang kuat karena panjang
gelombangnya yang sangat pendek. Semakin tinggi frekuensinya, maka daya
tembusnya semakin kuat. Daya tembusnya bergantung pada jenis bahan yang
ditembusnya.
Sinar X ditemukan pada tahun 1895
oleh Wilhelm K. Rontgen (1845-1923) ketika ia sedang mempelajari sinar katoda.
Ia menemukan apa yang disebutnya “suatu jenis cahaya biru”, cahaya tersebut
tidak dapat dilihat, tetapi dapat menembus bahan-bahan yang padat. Ia juga
menemukan bahwa sinar itu menghitamkan plat potret seperti halnya cahaya. Sinar
X dihasilkan oleh elektron-elektron yang terletak di bagian dalam kulit
elektron atom. Sumber lain Sinar X adalah pancaran yang keluar karena elektron
dengan kecepatan tinggi ditimbulkan pada logam.
6. Sinar Gamma
Sinar gamma memiliki frekuensi
antara 1020 Hz sampai 1025 Hz dan panjang gelombang
antara 10-15 m sampai 10-10 m. Daya tebus sinar gamma
sangat kuat karena frekuensinya sangat besar.
Sifat-sifat Gelombang Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik memiliki
karakteristik seperti cahaya, yaitu pemantulan, pembiasan, dan interferensi.
Secara keseluruhan gelombang elektromagnetik memiliki sifat-sifat, yaitu:
- Dapat merambat dalam ruang hampa.
- Merupakan gelombang transversal.
- Dapat mengalami pemantulan (refleksi).
- Dapat mengalami pembiasan (refraksi).
- Dapat mengalami penggabungan dua gelombang (interferensi).
- Dapat mengalami lenturan (difraksi).
- Dapat mengalami polarisasi.
- Arah perambatan lurus.
nama saya meidey ( meidey.rembet@gmail.com) apakan ada hubungannya antara gelombang elektromagnetik dengan saling mengikatnya planet/bingang?
BalasHapus