Mengapa alat masak seperti panci dan katel terbuat kebanyakan
terbuat dari alumunium atau tembaga? Mengapa tidak menggunakan besi saja?
Pada dasarnya penggunaan alat masak rumah tangga jika ditinjau
dalam sudut pandang fisika memanfaatkan konduktivitas termal. Konduktivitas termal
merupakan ukuran kemampuan zat/bahan menghantarkan kalor. Semakin besar
konduktivitas termal suatu bahan, maka semakin besar pula kemampuan bahan
tersebut menghantarkan kalor. bahan yang memiliki nilai konduktivitas termal
yang lebih besar akan mampu membuat
masakan lebih cepat matang daripada bahan dengan konduktivitas termalnya lebih
kecil.
Berikut ini adalah nilai konduktivitas termal untuk beberapa jenis
bahan:
Alumunium: 205 W/mK
Perunggu: 109 W/mK
Tembaga: 385 W/mK
Besi dan Baja: 50 W/mK
Perak: 406 W/mK
Batu Bata: 0,6 W/mK
Kaca: 0,8 W/mK
Berdasarkan keterangan di atas, kita dapat mengetahui bahwa salah
satu alasan utama pemilihan alat masak lebih banyak menggunakan bahan dari
tembaga/alumunium adalah lebih cepat membuat masakan lebih cepat matang. Selain
itu, alat masak yang terbuat dari bahan yang konduktivitas termalnya tinggi
merupakan bahan yang bagus dalam hal presisi. Bahan-bahan tersebut mampu
menghantar panas dengan cepat dan perubahannya hampir seketika. Namun perlu
diingat bahwa bahan seperti itu (misalnya panci yang terbuat dari tembaga)
memiliki harga yang relatif tinggi juga, apalagi jika dilapisi bahan-bahan
tertentu agar tidak memungkinkan bercampurnya bahan makanan dengan logam tempat
masak itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar