Sabtu, 18 Mei 2013

Kandungan “Bumbu Babi” dalam Mie Ramen


Dewasa ini banyak berdiri restoran asing di Indonesia yang sering dikunjungi para penikmat kuliner untuk memanjakan lidahnya. Restoran asing yang sangat populer di Indonesia yaitu restoran Jepang karena makanan yang disajikan mudah diterima di lidah masyarakat Indonesia. Untuk pengolahan masakan bervariasi, diantaranya dengan cara dikukus, dibakar, digoreng maupun dipanggang, dan ada juga yang disajikan mentah seperti jenis ikan segar.
Di Jepang  penggunaan bahan utama maupun bahan tambahan masih banyak memakai lemak babi dan daging seperti tongkatsu dan tonjiru, sedangkan jenis mie ramen hampir dapat dipastikan mengandung kaldu yang berasal dari tulang babi. Bagaimana dengan restoran Jepang yang di Indonesia? Pada umumnya restoran Jepang di Indonesia selalu menyesuaikan dengan konsumen mayoritas yang beragama Islam, sehingga tidak menghidangkan menu babi. Apakah dengan demikian masakan Jepang menjadi dipasti halal untuk dikonsumsi untuk masyarakat Indonesia? Tentunya tidak mudah untuk mengatakan kehalalan makanan tersebut. Masih banyak hal yang perlu dipertimbangkan untuk memilih masakan Jepang.
Kita mengetahui kalau mie ramen merupakan mie asal jepang (yang katanya) punya kedasyatan rasa di kuah. Tapi tidak semua orang mengetahui jenis, rasa, bahkan wujud ramen itu seperti apa. Salah satu jenis mie ramen kemasan yang terkenal di negeri asalnya adalah Myojo. Myojo ini jika dilihat dari luar keliatan sama aja kayak mie rebus buatan lokal. isinya meliputi noodle Shio Ramen, bumbu penyedap, dan minyak yang dikemas dalam kantong plastik mirip sama merk mie siap saji buatan lokal indonesia. Tapi yang membuat beda adalah adanya kaldu dan sayuran kering pada kemasan tersebut. Selain Myojo, ada lagi jenis lain, yaitu Tonkotsu & Shoyu. Tonkotshu & Shoyu ini sedikit istimewa karena disertai dengan bumbu tulang daging babi.

Secara keseluruhan, komposisi mie ramen terdiri dari kaldu kecap asin, garam, minyak, penyedap rasa, minyak wijen, cuka, ikan bonito kering, bawang, kol Cina, wortel, bawang putih, sedikit alkohol, jahe dan bumbu ekstra. Tambahan lainnya yaitu ada irisan buah persik yang dibungkus dengan kemasan sashet dan irisan daging babi.
Jadi untuk orang yang beragama Islam, berhati-hatilah dalam memilih makanan. Perhatikanlah bahan-bahan penyusun makanan tersebut agar tidak melanggar koridor agama yang sudah ditentukan.

SUMBER:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar