Kamis, 02 Mei 2013

Model Pembelajaran Cooperative Learning


Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur kelompoknya bersifat heterogen. Keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktifitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.
Dalam model Cooperative Learning harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif, sehingga memngkinkan terjadinya interaksi-interaksi terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interpendensi diantara anggota kelompok. Model pembelajaran ini memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan individual secara utuh, melainkan perolehan belajar ini akan semakin baik apabila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok belajar kecil yang terstruktur dengan baik. Melalui belajar dari teman yang sebaya di bawah bimbingan  guru, siswa akan mudah menerima dan memahami materi yang dipelajari. Model ini juga membantu siswa menyesuaikan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat. Sehingga dengan bekerja bersama-sama di antara sesama kelompok akan meningkatkan produktifitas dan perolehan belajar, serta mendorong siswa dalam memecahkan berbagai masalah yang ditemui selama proses pembelajaran. Di sini peran guru sangat penting untuk mengarahkan siswa mencapai kondisi kerja sama tersebut. Kualitas dan kredibilitas guru menentukan siswa menuju arah sana.

Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Cooperative Learning
Langkah-langkah dalam penggunan model Cooperative Learning secara umum (Stahl, 1994; Slavin, 1983) dapat dijelaskan secara operasional sebagai berikut:
1. Merancang rencana program pembelajaran
Pada langkah ini guru mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Guru harus mengorganisasikan materi dan tugas-tugas siswa yang mencerminkan sistem kerja dalam kelompok kecil. Untuk memulai pembelajaran, guru harus menjelaskan tujuan dan sikap serta ketrampilan sosial yang ingin dicapai selama pembelajaran. Hal ini dilakukan agar siswa bisa mengetahui dan memahami apa yang harus dilakukannya selama selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
2. Merancang lembar observasi
Pada langkah ini, guru mentusun lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran secara bersama dalam kelompok-kelompok kecil. Guru menggali pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi pelajaran berdasarkan apa yang telah dipelajari. Kemudian guru membuat kelompok kecil untuk siswa. Pada saat siswa belajar secara kelompok, maka guru mulai melakukan monitoring dan mengobservasi kegiatan belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang telah dirancang sebelumnya.
3. Melakukan observasi
Pada langkah ini, guru mengobservasi kegiatan belajar siswa yang sudah dibagikan kelompok tadi. Pada saat kegiatan kelompok berlangsung (saat diskusi dalam kelompok), guru secara periodik memberikan arahan kepada siswa baik secara individual maupun secara kelompok.
4. Melakukan presesntasi
Pada lagkah ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada saat diskusi kelas ini, guru bertindak sebagai moderator (fasilitator). Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah ditampilkannya. Guru melakukan konfirmasi/klarifikasi terhadap pernyataan yang dikeluarkan siswa untuk meminimalisir miskonsepsi siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar