Cooperative
Learning adalah
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur kelompoknya bersifat
heterogen. Keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan
aktifitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.
Dalam model Cooperative Learning harus ada struktur dorongan
dan tugas yang bersifat kooperatif, sehingga memngkinkan terjadinya
interaksi-interaksi terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interpendensi diantara
anggota kelompok. Model pembelajaran ini memandang bahwa keberhasilan dalam
belajar bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan individual secara utuh,
melainkan perolehan belajar ini akan semakin baik apabila dilakukan secara
bersama-sama dalam kelompok-kelompok belajar kecil yang terstruktur dengan
baik. Melalui belajar dari teman yang sebaya di bawah bimbingan guru, siswa
akan mudah menerima dan memahami materi yang dipelajari. Model ini juga
membantu siswa menyesuaikan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di
masyarakat. Sehingga dengan bekerja bersama-sama di antara sesama kelompok akan
meningkatkan produktifitas dan perolehan belajar, serta mendorong siswa dalam
memecahkan berbagai masalah yang ditemui selama proses pembelajaran. Di sini peran
guru sangat penting untuk mengarahkan siswa mencapai kondisi kerja sama
tersebut. Kualitas dan kredibilitas guru menentukan siswa menuju arah sana.
Langkah-langkah dalam penggunan model Cooperative Learning
secara umum (Stahl, 1994; Slavin, 1983) dapat dijelaskan secara operasional
sebagai berikut:
1. Merancang
rencana program pembelajaran
Pada
langkah ini guru mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin
dicapai dalam pembelajaran. Guru harus mengorganisasikan materi dan tugas-tugas
siswa yang mencerminkan sistem kerja dalam kelompok kecil. Untuk memulai
pembelajaran, guru harus menjelaskan tujuan dan sikap serta ketrampilan sosial
yang ingin dicapai selama pembelajaran. Hal ini dilakukan agar siswa bisa
mengetahui dan memahami apa yang harus dilakukannya selama selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
2. Merancang
lembar observasi
Pada langkah
ini, guru mentusun lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi
kegiatan siswa dalam proses pembelajaran secara bersama dalam kelompok-kelompok
kecil. Guru menggali pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi pelajaran
berdasarkan apa yang telah dipelajari. Kemudian guru membuat kelompok kecil
untuk siswa. Pada saat siswa belajar secara kelompok, maka guru mulai melakukan
monitoring dan mengobservasi kegiatan belajar siswa berdasarkan lembar
observasi yang telah dirancang sebelumnya.
3. Melakukan observasi
Pada langkah
ini, guru mengobservasi kegiatan belajar siswa yang sudah dibagikan kelompok
tadi. Pada saat kegiatan kelompok berlangsung (saat diskusi dalam kelompok), guru
secara periodik memberikan arahan kepada siswa baik secara individual maupun
secara kelompok.
4. Melakukan presesntasi
Pada lagkah
ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa dari masing-masing kelompok
untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada saat diskusi kelas ini, guru
bertindak sebagai moderator (fasilitator). Hal ini dimaksudkan untuk
mengarahkan dan mengoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau
hasil kerja yang telah ditampilkannya. Guru melakukan konfirmasi/klarifikasi
terhadap pernyataan yang dikeluarkan siswa untuk meminimalisir miskonsepsi
siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar